Selasa, 04 April 2017

Psikologi Pendidikan Motivasi

Psikologi Pendidikan
Motivasi
Disusun oleh : Maswinda Ainun Mardiah (16-122)
v Defenisi motivasi

Motivasi merupakan aspek penting dalam psikologi learned centered dalam pengajaran memiliki beberapa defenisi yaitu :
·        Merupakan proses pemberi semangat, arah dan kegigihan perilaku
·        Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan tahan lama.
·        Merupakan dorongan/tenaga yang merupakan gerak jiwa untuk bertindak sesuai dengan tujuan tertentu.
·        Menurut Wexley & Yulk, motivasi didefinisikan sebagai suatu proses dimana perilaku individu digerakkan dan diarahkan ke tujuan
Oleh karena itu, motivasi merupakan suatu proses perilaku individu sebagai pemberi semangat yang penuh energi , sehingga dapat bertindak sesuai tujuan arah tertentu karena kegigihan dari suatu perilaku.
v Perspektif Motivasi
Perspektif psikologi menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Empat perspektif diantaranya :
· Perspektif Behavioral
· Perspektif Humanistik
· Perspektif Kognitif
· Perspektif Sosial
o      Perspektif Behavioral
§  Defenisi : Merupakan cara pandang yang menekankan menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci menentukan motivasi.
§  motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal.
§  Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotiasi perilaku murid.sehingga, insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan dapat menjauhkan dari perilaku tidak tepat.
§  Bentuk insentif : nilai yang baik, tanda bintang, pujian, penghargaan
o   Perspektif Humanistik
·        Defenisi : Merupakan cara pandang yang menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib sendiri serta memiliki kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain ).
·        Berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow yaitu bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kepuasan yang lebih tinggi.
·        Hirarki Kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow yaitu kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
1.     Fisiologis : Lapar, haus, tidur
2.     Keamanan (safety) : bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
3.     Cinta dan rasa memiliki : Keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
4.     Harga diri : menghargai diri sendiri.
5.     Aktualisasi diri : kebutuhan tertinggi yang sulit dalam hirarki ini seperti meralisasikan potensi diri.
o   Perspektif  Kognitif
·      Defenisi: Merupakan cara pandang yang menekankan  pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, dan juga arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan
·      Perspektif kognitif bertentangan dengan behavioral, berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. 
·      Murid meraih prestasi tinggi bukan karena kebutuhan biologis tapi karena punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif
·       Dalam perspektif kognetif terdapat suatu konsep tentang motivasi yang sesuai dari gagasan R.W.White (1959). Konsep yang diusulkan adalah Motivasi kompetensi.
·      Motivasi kompetensi merupakan ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkunga mereka secara efektif, menguasai dunia mereka dan memproses informasi secara efisien.

o   Perspektif Sosial
·        Defenisi : merupakan cara pandang yang menekankan pada keterhubungan atau Kebutuhan afiliasi yaitu motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab.
·         Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, keterikatan dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
·        Murid yang punya hubungan yang penuh perhatian dan supportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah.
·        Salah satu faktor terpenting dalam motiviasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak .
v Motivasi untuk Meraih Sesuatu
Dalam motivasi meraih sesuatu kita akan mempelajari sejumlah strategi kognitif egektif untuk meningkatkan motivasi dalam meraih sesuatu atau berprestasi. Dengan cara mengeksplorasi perbedaan krusial antara motivasi ekstrinsik dan instrinsik.
o    Motivasi Ekstrinsik
Merupakan motivasi dengan melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Motivasi ekstrinsik ditekankan arti pentingnya juga dalam perspektif behavioral.
o    Motivasi Instrinsik
Merupakan motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
Terdapat dua jenis motivasi instrinsik:
1.     Motivasi instrinsik dari determinasi diri dan personal pilihan .(terjadi ketika ingin percaya bahwa kita dapat melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan dan imbalan eksternal).
2.     Motivasi instrinsik dari pengalaman optimal.(terjadi ketika orang mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas).
Motivasi instrinsik ditekankan arti pentingnya juga dalam perspektif kognitif dan perspektif Humanistik.




Psikologi Pendidikan Learning (Belajar)

Psikologi Pendidikan
Learning (Belajar)
Disusun Oleh : Maswinda Ainun Mardiah (16-122)
v Defenisi Belajar
Belajar merupakan salah satu dari fungsi psikologi memiliki beberapa defenisi yakni :
·      “Proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat dan menggunakan pengetahuan”.
·      “Proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, keterampilan, dan sikap”.
·      Perubahan perilaku yang relatif permanen yang dibentuk melalui pengalaman”. Tetapi tidak semua perilaku merupakan hasil belajar. Perubahan perilaku tersebut dapat terjadi karena pengaruh obat-obatan, kelelahan, maturasi, serta luka bukan disebabkan belajar.
Oleh karena itu belajar merupakan proses pada mental yang aktif untuk memperoleh , mengingat dan menggunakan pengetahuan berdasarkan pengalaman sehingga dapat membentuk suatu perilaku.
Pembentukan perilaku  bukan hanya pada pengetahuan dan hal itu bisa menjadi kepribadian.
Kematangan dalam perkembangan juga harus di pelajari yaitu :
v Classical Conditioning : Belajar Asosiasi
·         Tokoh : Ivan Pavlov
·         Memiliki Elemen kunci : Asosiasi 2 stimulus
·         Terdapat 2 hal penting yang berkaitan dengan pembentukan Asosiasi yaitu:

ü Frekuensi
ü Timing
ü Defenisi :  yaitu Suatu bentuk belajar dimana stimulus netral (CS) dipasangkan dengan UCS untuk menghasilkan CR yang identik dengan UCR.
Contoh : Dengan mengasosiasikan Bel dengan Istirahat
§  CS  +  UCS =       UCR
         Bel     istirahat      senang

         CS menghasilkan  CR
         Bel                     senang
§  Sport jantung dihasilkan juga dengan dipelajari
§  Suatu masalah dalam proses belajar dapat diatasi dengan cara belajar juga.
v Terminologi dalam Classical Conditioning
o   Unconditioned Stimulus (UCS)
Merupakan stimulus alamiah yang mendatangkan respon tanpa pengondisian / belajar.
o   Unconditioned Respon (UCR)
Merupakan  perilaku responden (respondent behavior) respon tak bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan hadirnya UCS
o   Conditoning Stimulus (CS)
Merupakan stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak dapat langsung menimbulkan respon. Agar dapat menimbulkan respon perlu dipasangkan dengan US secara terus-menerus agar menimbulkan respon.
o   Conditoning Respon (CR)
Merupakan  respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul dengan hadirnya CS.
Contohnya : Berperan dalam mendalami Phobia, takut dan sebagainya.
Hasil  belajar Kondisioning Klasikal dapat dihilangkan dengan teknik Counterconditioning.
Contoh :
                    CS              +       UCS  menghasilkan UCR
                    Angkot                       Rampok                       takut

v Operant Conditioning (Belajar Konsekuensi).
o   Defenisi : Belajar dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada perubahan probabilitas terjadinya perilaku.
Contoh 1 :
          Respon                           Akibat
Menjawab pertanyaan             Pujian (+)
Maksud dari contoh diatas membuat orang ingin mengulangi lagi dikarenakan respon yang menyenangkan.
o   3 macam konsekuensi yang mempengaruhi perilaku :
§  Penguatan positif (menyenangkan & motivasi )
§  Penguatan negatif (tidak menyenangkan  & motivasi)
§  Hukuman (dalam bentuk menyenangkan )
ü    Penguatan Positif
·        Merupakan konsekuensi yang mengarahkan pada peningkatan probabilitas terjadinya perilaku
·        2 hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian penguatan positif :
                             1. timing
                             2. konsistensi pemberian penguat
ü    Penguatan Negatif
·        Definisi :     “ penguat yang berasal dari pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negatif sebagai konsekuensi dari perilaku.”
1.     Escape conditioning
2.     Avoidance conditioning
ü    Hukuman
·        Defenisi : “ konsekuensi negatif dari perilaku yang mengarahkan pada penurunan frekuensi perilaku.”
Contoh 2 :
                   Respon                          Akibat
Menjawab PR dengan benar             Dapat bintang
Contoh 3 : Binatang sirkus pandai bermain dikarenakan Operant Conditioning.
Contoh 4 :Ijazah merupakan sebuah penguatan dari hasil belajar kita disekolah.

v  Schedules of Positive Reinforcement
o   Fixed Ratio
Reinforcement diberikan setelah jumlah respon yang dilakukan dan sudah diketahui oleh individu dan jumlahnya tetap.
Contoh : Salesman menjual 5 Produk akan mendapatkan insentif.
o   Variabel Ratio
Reinforcement diberikan jumlahnya tidak tetap dan individu tidak mengetahuinya. Terkadang seperti berurutan 3,4,5.
Contoh : Orang yang berjualan , terkadang satu hari mendapat Rp.20.000,- dan hari berikutnya mendapatkan Rp. 100.000,-.
          Bermain dadu untuk menetukan angka 6 terkadang 3 kali tidak dapat, setelah dicoba 7 kali akhirnya dapat.
o    Fixed Ratio
Reinforcement diberikan berdasarkan waktu  yang sifatnya sudah diketahui individu dan tetap.
Contohnya : setiap tanggal 15 karyawan menerima gaji.
o   Variabel Interval
Reinforcement yang diberikan individu tidak menegtahuinya ia mendapatkan reforcement tersebut dan waktunya juga tidak tetap.
v  Pendekatan Kognitif
o   Defenisi belajar : “Proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat dan menggunakan pengetahuan.”
o   Outcome : pengetahuan dan mengetahui
o   Element paling penting dalam proses belajar : “pengetahuan”.
v Perbandingan Pendekatan Kognitif dan Perilaku dalam Belajar
o   . Menurut Kognitif, yang dipelajari adalah pengetahuan; perubahan pada pengetahuan mengubah perilaku
Menurut Perilaku, perilaku lah yang dipelajari
o   . Keduanya meyakini bahwa penguat/reinforcement merupakan hal penting dalam belajar
Menurut pendekatan Perilaku, reinforcement menguatkan respon.
Menurut pendekatan Kognitif, reinforcement merupakan sumber pengetahuan yang menyediakan umpan balik mengenai hal yang mungkin terjadi bila perilaku diulang atau diubah.
o   Dalam pendekatan Perilaku, individu bersifat pasif dipengaruhi oleh lingkungan.
Dalam pendekatan Kognitif, individu aktif memilih, mempraktekkan, memberi perhatian, mengabaikan, merefleksikan dan mengambil keputusan lainnya.





psikologi pendidikan Pendagogi dan Andagogi

Psikologi Pendidikan Pendagogi dan Andagogi A.   Pengertian Pendagogi Dan Andagogi  Pendagogi merupakan cara mengajar/belajar dengan ...